Arti
penting perubahan pola pikir
Pola pikir manusia menentukan arah
kemana manusia itu akan melangkah. Dipercaya atau tidak, segala yang kita capai
itu dipengaruhi oleh pola pikir, yang mempengaruhi kebiasaan, itulah pentingnya
memiliki mindset akan sesuatu. Tentunya berbeda pula langkah menjadi
entrepreneur daripada jadi orang biasa saja. Apabila menargetkan sasaran
menjadi entrepreneur,harus berani mengubah mindset dan selanjutnya mengubah
kebiasaan.
Bila Anda mengubah
pikiran Anda, Anda mengubah keyakinan diri Anda
Bila Anda mengubah
keyakinan diri Anda, Anda mengubah harapan-harapan Anda
Bila Anda mengubah
harapan-harapan Anda, Anda Mengubah sikap Anda
Bila Anda mengubah
Sikap Anda, Anda akan mengubah Tingkah Laku Anda
Bila Anda mengubah
Tingkah Laku Anda, Anda Mengubah Kinerja Anda
Bila Anda mengubah
Kinerja Anda, Anda telah mengubah Nasib Anda
Bila Anda mengubah
Nasib Anda, Anda telah mengubah Hidup Anda.
Begitu pentingnya perubahan pola
pikir sesorang, dimulai dari merubah pola pikir, sesorang bisa merubah nasib
dan hidupnya.
Pola pikir dalam wirausaha
Pola
pikir wirausaha yang dikembangkan dari pemikiran Neal Thornberry. Menurut Neal
Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai berikut (yang
akan coba dikupas lebih dalam oleh penulis)
1. Memiliki
Locus of Control internal
Locus
of Control (lokus kendali) adalah istilah untuk menggambarkan bagaimana
seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki kendali
eksternal, adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh
faktor-faktor diluar dirinya, seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga,
pacar, peraturan kantor dan lain-lain. Sehingga mereka hanya punya sedikit
sekali punya kontrol terhadap kehidupannya. Mereka cenderung pasrah, dan
mengikuti ‘kehendak’ di luar dirinya.
Sebagai
contoh “wah hujan nih, mau gimana lagi, sudah pasti kita tidak bisa belajar
dengan konsentrasi, habis hujan..” dan sebagainya. Intinya, hidup mereka
dikendalikan oleh daya-daya diluar dirinya, dan mereka meyakini bahwa tidak
banyak yang mampu dilakukan untuk mengatasinya. Sebaliknya kendali internal
(internal locus of control) adalah pemikiran bahwa kita adalah pusat kendali.
Cuaca boleh hujan, namun kita tetap punya kontrol penuh untuk membuat hati kita
sedih/senang karena adanya hujan tersebut. Seorang wirausaha, diyakini memiliki
kendali internal tersebut. Mereka yakin bahwa dirinyalah pusat kendali, bukan
atasan, cuaca, kebijakan pemerintah dll.
2. Memiliki
toleransi untuk ambiguitas
Beberapa
ahli sering mengatakan bahwa salah satu blok kreativitas adalah keenganan untuk
berbeda, kemalasan untuk mencari yang tidak biasa dan ketidakbersediaan untuk
bermain-main dengan sesuatu yang menurut orang kebanyakan ganjil. Sebaliknya,
seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar
hal-hal yang dianggap pakem.
Sebagai
contoh: pakem yang umum buat mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah
di tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini sudah sangat banyak contohnya
dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil (jauh diatas gunung, di pulau,
di tengah sawah, dll) justru diserbu oleh pelanggannya.
3. Kesediaan
untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Seorang wirausaha sejati sangat
mengenal dirinya, dan ia menyadari bahwa dirinya bukanlah dewa. Ia sangat sadar
akan kelebihan dan potensi, dan juga terkait hal-hal yang kurang dikuasainya.
Oleh karena itu, mereka selalu siap untuk berbagi pikiran dan wawasan, serta
mengisi kekosongan-kekosongan dalam usahanya.
Sebagai
contoh, beberapa orang mahasiswa yang membuka bisnis cuci motor, sangat sadar
akan keterbatasannya dengan cairan kimia sabun. Oleh karena itu, mereka ikhlas
bekerja sama dengan mahasiswa kimia/farmasi untuk menghasilkan formula sabun
yang tidak panas ditangan, wangi dan tahan lama bersihnya. Satu hal adalah
bahwa, mereka tidak pernah takut tersaingi. Sebaliknya, mereka sangat sadar
bahwa sinergitas akan menghasilkan jauh lebih banyak dari yang dapat
dibayangkan. Sinergi bukanlah satu ditambah satu sama dengan dua, namun satu
ditambah satu bisa menjadi tiga, tujuh atau bahkan sebelas.
4. Konsistensi
untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal.
Begitu
seseorang berkecimpung dalam dunia wirausaha, maka seyogianya ia harus siap
berenang dalam kreativitas. Hal ini sangat bisa dimaklumi,mengingat beberapa
peluang bisnis, terutama yang pintu (entrance) untuk memulainya tidak sulit
untuk dibuka (tidak butuh keterampilan khusus, tidak butuh modal besar dll),
akan sangat mudah dipenuhi oleh para pemula (start-up). Sehingga yang tadinya
bisnis baru tersebut berada di lautan biru (blue ocean) dalam waktu singkat ia
harus berdarah-darah di lautan mera (red ocean) karena ratusan pesaingnya
saling berebutan kue. Lalu bagaimana caranya bertahan dalam lautan darah
seperti itu? Satu hal, yaitu konsistensi untuk selalu berkreativitas.
Perusahaan
waralaba ayam KFC, adalah contoh yang bisnis yang memiliki konsistensi untuk
selalu berkreativitas. Hampir setiap bulan mereka selalu mengeluarkan
paket-paket baru, seperti paket hemat plus CD musik, burger dengan harga
terjangkau, paket ulang tahun, paket porsi anak-anak plus mainan anak (biasanya
tokoh film kartun tertentu), interior ruangan yang selalu update dan dilengkapi
taman bermain mini dll. Belum ditambah jika memasuki bulan ramadhan, maka KFC
dengan kreativitasnya yang tinggi, akan meluncurkan paket sahur, paket berbuka,
paket berdua dll. Dengan itu semua, daya tahan sebuah bisnis terhadap
persaingan menjadi semakin kuat. Ia tidak akan mudah runtuh terhadap serbuan
kompetitor yang semakin dasyat.
5. Dorongan
yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Mata
seorang wirausaha, adalah seperti mata elang. Mereka selalu awas terhadap
peluang-peluang baru. Mereka –dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa-
mampu membaca trend jaman. Salah satu contoh kepekaan ini adalah apa yang
dilakukan oleh Trans Corp dengan Proyek Trans Studionya. Mereka melihat
kesempatan yang besar pada bisnis hiburan di Bandung Ibukota Jawa Barat. Jumlah
penduduk yang berjumlah kurang lebih 40 juta ditambah penghuni Jabodetabek yang
sekitar 20 juta, menjadi alasan yang sangat kuat untuk mendirikan kawasan
terpadu yang sarat hiburan kelas dunia untuk keluarga. Inilah mata elang
wirausaha. Mereka mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk
menangkapnya.
6. Rasa
urgenitas yang tinggi.
Para
tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau mati”. Apa artinya?
Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini adalah
sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena
kompetitor begitu banyak dan pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita
lihat trend pasar telepon selular. Inovasi yang terjadi disini dapat dikatakan
hampir terjadi setiap hari. Jika kita membaca surat kabar, maka sangat mudah
ditemukan iklan yang mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah telepon selular.
Inilah bentuk dari urgenitas yang sangat tinggi. Para pelaku alat
telekomunikasi canggih tersebut sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat
berarti ancaman kebangkurtan (ditinggalkan pelanggannya).
7. Perseverance.
Mereka
menjaga dan memelihara idenya untuk kemudian diwujudkan. Beberapa orang hanya
berhenti pada level menemukan ide baru. Namun, para wirausahawan sejati, mereka
memelihara, mengembangkan dan berusaha mewujudkan ide tersebut. Nurfitira
Khoirunnisa adalah contoh yang baik untuk menjelaskan karakter ini. Ia memiliki
ide untuk membuat penghapus elektrik gara-gara badannya yang kurang tinggi,
sehingga tidak dapat menjangkau seluruh bagian papan tulis di sekolahnya.
Berkaca dari situasi itu, ia dan rekannya kemudian berusaha menciptakan
penghapus elektrik. Inilah contoh preserverasi, yaitu usaha untuk menemukan ide
baru kemudian berusaha mematangkan dan mewujudkannya.
8. Resilience
(ketahanan).
Wirausaha
yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika dipukul selalu
kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya. Tidak ada
satupun usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan. Namun, daya tahan ini
akan mengembalikan kita kembali ke posisi semula. Sudah terlalu banyak para
pelaku usaha mental dan jatuh diterjang angin. Namun tidak terlalu banyak yang
kemudian dapat kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu
dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan
selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah
terjerembab oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimi.
Optimis,
secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivita ke
aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan
bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri.
Mungkin para pembaca mengenal sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama.
Ia adalah contoh seorang wirausaha yang sangat optimis dan yakin dengan
kapabilitas yang dimilikinya. Saat ini, berbagai institusi, dan perusahaan
besar di Indonesia sudah menggunakan jasanya. Optimisnya antara lain dibuktikan
dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya. Ia mengirimkan 500
eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi foto-foto
hasil karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal pasti ada
satu dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian terbukti,
dan akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan jasanya.
10. Rasa
humor tentang diri sendiri.
Ini
adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah
salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri.
Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai
prestasi yang optimal. Sebaliknya sikap ini mendorong kita untuk selalu melihat
hal-hal belum maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa humor
terhadap diri sendiri, juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk
selalu mencari sisi-sisi yang belum tereksplorasi.
Hampir
senada dengan penjelasan dimuka, Rita dan Ian menjelaskan tentang Pola pikir
wirausaha (Entrepreneurial Mindset) sebagai berikut:
a. Mereka,
secara bersemangat, selalu mencari peluang-peluang baru.
b. Mengeksplor
berbagai kesempatan dengan pendekatan/disiplin yang tidak biasa
c. Mereka
secara efektif hanya mengeksplor peluang terbaik dan menjauhi berlelah-lelah
dengan mengejar setiap kesempatan
d. Mereka
fokus pada eksekusi, terutama eksekusi yang adaptif.
e. Mereka
menyatukan energi setiap orang dalam domain mereka
Teori kecerdasan finansial
kecerdasan Finansial adalah
kecerdasan untuk mengelola sumber daya potensial menjadi kekayaan nyata,
kemudian mengolah kekayaan menjadi kekayaan yang lebih banyak lagi.
Seorang pengusaha sejati, pasti
akan memanfaatkan semua sumber daya yang mungkin dan menggunakan olah pikirnya
untuk mengolah dan memberdayakannya secara cerdas. Maksudnya adalah apabila
kekayaan atau aset, jika dikelola dengan benar akan memberikan hasil atau income
yang memuaskan. Aset-aset tertentu seperti saham dalam pasar saham akan
memberikan hasil secara otomatis, tanpa pemiliknya perlu bekerja secara fisik.
Kecerdasan
Finansial adalah kemampuan untuk mengenali,menciptakan dan mempraktekan
system/cara untuk mengakumulasi asset.intisarinya sebagai berikut:
1.
Memilah tujuan produktif dan konsumtif.
2.
Membedakan asset dengan liabilitas.
3.
Memahami aliran Uang.
4.
Memiliki dayan ungkit.
5.
Biarkan uang bekerja.
6.
Ciptakan asset yang tidak bisa dicuri
orang.
7.
Pahami tanda-tanda makro perekonomian.
kreatif dan inovatif
Kraetif dan Inovatif adalah karakteristik personal yang harus
terpatri kuat dalam diri seorang wirausaha sejati. Bisnis yang tidak dilandasi
dengan upaya kreatif dan inovatif dari sang wirausaha biasanya tidak dapat
berkembang abadi.untuk mencari terobosan terbaru di lingkungan bisnis yang
dinamis agar lebih menuntut wirausaha.
Kreatifitas
dan Inovasi merupakan dua hal yang berbeda tetapi saling membutuhkan satu sama
lain. Karena sebuah Kreatifitas tidak akan ada gunanya manakala tidak ada
Inovasi yang berhasil mewujudkan. Inovasi dan Kreatifitas memiliki dominan yang
sama, yaitu sama-sama baru, akan tetapi memiliki batasan yang tegas.
Kreatifitas merupakan langkah pertama menuju Inovasi. Kreatifitas berkaitan
dengan produksi kebaruan dan ide yang bermanfaat dan implementasinya.
Inovasi adalah Proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru ke
dalam situasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda bagi kebanyakan orang
karena sifatnya relative, Maksudnya adalah apa yang dianggap baru merupakan
lama bagi orang lain dalam konteks lain. Inovasi merupakan memikirkan dan
melakukan sesuatu yang baru untuk menambahkan nilai-nilai manfaat dari suatu
barang atau produk.
Pengertian Kreativitas dan Inovasi menurut Zimmber dkk(2009), Kreatvitas adalah
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru
dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan Inovasi adalah kemampuan untuk
menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau
memperkaya kehidupan orang-orang.
Pengertian Kreatifitas dan Inovasi menurut Ted Levitt, Kreatif
adalah sifat yang selalu mencari hal-hal yang baru. Sedangkan Inovatif adalah
sifat yang selalu menerapkap solusi kreatif. Kreatif tapi tidak inovatif karena
ide hanyalah sebatas pemikiran tanpa ada realisasi.
Cara mengukur potensi kreatif
Pengukuran-pengukuran kreativitas dapat dibedakan atas
pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mengukurnya. Ada lima pendekatan
yang lazim digunakan untuk mengukur kreativitas, yaitu: 1) analisis obyektif
terhadap perilaku kreatif, 2) pertimbangan subyektif, 3) inventori kepribadian,
4) inventori biografis, dan 5) tes kreativitas.
1) Analisis Obyektif
Pendekatan obyektif dimaksudkan untuk
menilai secara langsung kreativitas suatu produk berupa benda atau karya-karya
kreatif lain yang dapat diobservasi wujud fisiknya. Metode ini tidak cukup
memadai untuk digunakan sebagai metode yang obyektif untuk mengukur kreativitas
(Amabile dalam Dedi Supriadi, 1994: 24), karena sangat sulit mendeskripsikan
kualitas produk-produk yang beragam secara matematis, untuk menilai kualitas
instrinsiknya. Kelebihan metode ini
adalah secara langsung menilai kreativitas yang melekat pada obyeknya, yaitu
karya kreatif. Kelemahan metode ini yaitu hanya dapat digunakan terbatyas pada
produk-produk yang dapat diukur kualitas instrinsiknya secara statistik, dan
tidak mudah melukiskan kriteria suatu produk berdasarkan rincian yang
benar-benar bebas dari subyektivitas.
2) Pertimbangan Subyektif
Pendekatan ini dalam melakukan
pengukurannya diarahkan kepada orang atau produk kreatif. Cara pengukurannya
menggunakan pertimbangan-pertimbangan peneliti, seperti yang dikemukakan
Francis Galton, Castle, Cox, MacKinnon (Dedi Supriadi, 1994: 25). Prosedur
pengukurannya ada yang menggunakan catatan sejarah, biografi, antologi atau
cara meminta pertimbangan sekelompok pakar.
Dasar epistemologis dari pendekatan ini, yaitu bahwa obyektivitas
sesungguhnya adalah intersubyektivitas; artinya meskipun prosedurnya subyektif
hasilnya menggambarkan obyektivitas, karena sesungguhnya subyektivitas adalah
dasar dari obyektivitas. Prosedur lain
yang digunakan dalam pendekatan pertimbangan subyektif yaitu dengan menggunakan
kesepakatan umum, hal tersebut apabila jumlah subyeknya terbatas. Pendekatan
ini merupakan pendekatan yang praktis penggunaannya, dan dapat diterapkan pada
berbagai bidang kegiatan kreatif, juga dapat menjaring orang-orang,
produk-produk yang sesuai dengan kriteria kreativitas yang ditentukan oleh
pengukur, dan sesuai dengan prinsip-prinsip pada akhirnya kreativitas sesuatu
atau seseorang ditentukan oleh apresiasi pengamat yang ahli. Adapun
kelemahannya yaitu setiap penimbang mempunyai persepsi yang berbeda-beda
terhadap yang disebut kreatif, dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
3) Inventori Kepribadian
Pendekatan inventori kepribadian ditujukan
untuk mengetahui kecenderungankecenderungan kepribadian kreatif seseorang atau
korelat-korelat kepribadian yang berhubungan dengan kreativitas. Kepribadian
kreatif meliputi sikap, motivasi, minat, gaya berpikir, dan kebiasaan-kebiasaan
dalam berperilaku. Alat ukurnya: Skala sikap kreatif (Munandar, 1997), Skala
kepribadian kreatif (Dedi Supriadi, 1985), How do you thing ? (Davis &
Subkoviak, 1975), Group inventory for finding creative talent (Rimm, 1976),
Kathena-Torrance creative perception inventory (Torrance Kathena, 1976),
creative personality scale (Gough, 1979), creative assessment packet (Williams,
1980), Scales for rating the behavioral characteristics of superior students
(Renzulli, 1976), creative motivation inventory (Torrance, 1963), Imagination
inventory (Barber & Wilson, 1971), Creative Attitude survey (Schaefer,
1971). Alat-aalat ukur ini dapat mengidentifikasi perbedaan-perbedaan
karakteristik orang-orang yang kreativitasnya tinggi dan orang-orang yang
kreativitasnya rendah. Item-itemnya biasanya menggunakan forced choice (ya,
tidak) atau skala likert (Sangat setuju, Setuju, rangurangu, dan Tidak setuju).
4) Inventori Biografis
Pendekatan ini digunakan untuk
mengungkapkan berbagai aspek kehidupan orang-orang kreatif, meliputi identitas
pribadinya, lingkungannya, serta pengalamanpengalaman kehidupannya.
5) Tes Kreativitas
Tes
ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukkan oleh
kemampuannya dalam berpikir kreatif. Hasil tesnya dikonversikan ke dalam skala
tertentu sehingga menghasilkan CQ (creative quotient) yang analog dengan IQ
(intellegence quotient) untuk inteligensi.
Terdapat beberapa tes kreativitas, yaitu: alternate uses, test of
divergent thinking, creativity test for children (Guilford, 1978), Torrance
test of creative thinking (Torrance, 1974) , creativity assessment packet
(Williams, 1980), tes kreativitas verbal (Munandar, 1977). Bentuk soal tes ini
umumnya berupa gambar dan verbal.
Perbedaan tes inteligensi dengan tes creativitas, yaitu pada kriteria
jawaban. Tes inteligensi menguji kemampuan berpikir memusat (konvergen), karena
itu ada jawaban benar dan salah, sedangkan tes creativitas menguji berpikir
menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban benar atau salah.
Cara meningkatkan kreativitas
Menurut kelompok
kami, cara meningkatkan kreativitas itu bisa digali dari beberapa aspek, antara
lain ;
1. Produk lain
sebagai pembanding, maksudnya kita menganalisa produk-produk yang tujuan dan manfaatnya
sama, tetapi teknologi yang digunakan berbeda, dari situ kita mendapatkan
bebrapa gambaran teknologi-teknologi yang berbeda untuk dikolaborasikan
sehingga menghasilkan produk baru dengan kreativitas pengayaan teknologi dalam
suatu produk tanpa menghilangkan fungsi dasarnya, untuk lebih jelasnya kita
ambil contoh sederhana, misalkan telepon genggam, fungsi dasarnya adalah untuk
sms dan telpon, dengan pengayaan teknologi sekarang telepon genggam bisa
digunakan sebagai media player, media penyimpanan, dan media berita (radio dan
televisi).
2. Sejarah Produk,
maksudnya kita menganalisa sejarah perkembangan suatu produk, sehingga kita
bisa menemukan kekurangan produk tersebut dan itu akan menjadi ide kretif kita
untuk pengembangan lebih lanjut. misalkan kita ambil sepeda motor, dari awalnya
dulu sepeda ontel, dengan pengguna capek mengayuh, ditemukan sepeda motor agar
pengguna lebih nyaman, dari sejarah itu kita bisa menciptakan sebuah ide,
misalkan sepeda terbang, ide tersebut sudah merupakan kreativitas baru.
3. Motivasi diciptakan
Produk, dengan motivasi yang jelas akan memudahkan kita menemukan ide kreatif
untuk menciptakan atau memodifikasi sebuah produk yang bertujuan untuk memenuhi
tujuan atau motif yang ada dibayangan kita. misalkan motif kita yaitu untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem informasi pada sekolah tertentu,
dari motif tersebut kita akan fokus untuk menggali ide teknologi apa yang tepat
untuk meningkatkan sistem informasi pada sekolah tersebut.
Daftar
Pustaka
Ais
zakiyudin,.2012. Pengertian kreatif dan
inovatif.[online]Dari:
<http://ais-zakiyudin.blogspot.com/2012/04/pengertiankreatif-daninovatif-kretifdan.html>[Di
akses 4 februari 2013]
Hery Wibowo,.2011.Pola Pikir Wirausaha.[online]Dari: <http://kesos.unpad.ac.id/?p=700>
[Di akses 4 februari 2013]
Darwono.2010.Kecerdasan Finansial:Pilihan cerdas orang
cerdas.[online]Dari : <http://theholisticleadership.blogspot.com/2010/11/kecerdasan-finansial.html>[Di
akses 4 februari 2013].
Mardhia,murein
miksa.2011.Perubahan Mindset.[online]
Dari :
<http://www.entrepreneurmuda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=169:berpikir-perubahan&catid=61:change-thingking&Itemid=88>[Di
akses 4 februari 2013].
Rosyid,
Muh,.2008. Latar Belakang/Pentingnya
Perubahan Pola Pikir.[online]Dari:
<
http://mick182.blogspot.com/2008/05/latar-belakangpentingnya-perubahan-pola.html>[Di
akses 5 februari 2013]
0 komentar:
Posting Komentar