Perubahan Pola Pikir


Arti penting perubahan pola pikir

       Pola pikir manusia menentukan arah kemana manusia itu akan melangkah. Dipercaya atau tidak, segala yang kita capai itu dipengaruhi oleh pola pikir, yang mempengaruhi kebiasaan, itulah pentingnya memiliki mindset akan sesuatu. Tentunya berbeda pula langkah menjadi entrepreneur daripada jadi orang biasa saja. Apabila menargetkan sasaran menjadi entrepreneur,harus berani mengubah mindset dan selanjutnya mengubah kebiasaan.

Bila Anda mengubah pikiran Anda, Anda mengubah keyakinan diri Anda
Bila Anda mengubah keyakinan diri Anda, Anda mengubah harapan-harapan Anda
Bila Anda mengubah harapan-harapan Anda, Anda Mengubah sikap Anda
Bila Anda mengubah Sikap Anda, Anda akan mengubah Tingkah Laku Anda
Bila Anda mengubah Tingkah Laku Anda, Anda Mengubah Kinerja Anda
Bila Anda mengubah Kinerja Anda, Anda telah mengubah Nasib Anda
Bila Anda mengubah Nasib Anda, Anda telah mengubah Hidup Anda.

Begitu pentingnya perubahan pola pikir sesorang, dimulai dari merubah pola pikir, sesorang bisa merubah nasib dan hidupnya.

Pola pikir dalam wirausaha

            Pola pikir wirausaha yang dikembangkan dari pemikiran Neal Thornberry. Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai berikut (yang akan coba dikupas lebih dalam oleh penulis)

1.      Memiliki Locus of Control internal
Locus of Control (lokus kendali) adalah istilah untuk menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki kendali eksternal, adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh faktor-faktor diluar dirinya, seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga, pacar, peraturan kantor dan lain-lain. Sehingga mereka hanya punya sedikit sekali punya kontrol terhadap kehidupannya. Mereka cenderung pasrah, dan mengikuti ‘kehendak’ di luar dirinya.
Sebagai contoh “wah hujan nih, mau gimana lagi, sudah pasti kita tidak bisa belajar dengan konsentrasi, habis hujan..” dan sebagainya. Intinya, hidup mereka dikendalikan oleh daya-daya diluar dirinya, dan mereka meyakini bahwa tidak banyak yang mampu dilakukan untuk mengatasinya. Sebaliknya kendali internal (internal locus of control) adalah pemikiran bahwa kita adalah pusat kendali. Cuaca boleh hujan, namun kita tetap punya kontrol penuh untuk membuat hati kita sedih/senang karena adanya hujan tersebut. Seorang wirausaha, diyakini memiliki kendali internal tersebut. Mereka yakin bahwa dirinyalah pusat kendali, bukan atasan, cuaca, kebijakan pemerintah dll.

2.      Memiliki toleransi untuk ambiguitas
Beberapa ahli sering mengatakan bahwa salah satu blok kreativitas adalah keenganan untuk berbeda, kemalasan untuk mencari yang tidak biasa dan ketidakbersediaan untuk bermain-main dengan sesuatu yang menurut orang kebanyakan ganjil. Sebaliknya, seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap pakem.
Sebagai contoh: pakem yang umum buat mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini sudah sangat banyak contohnya dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil (jauh diatas gunung, di pulau, di tengah sawah, dll) justru diserbu oleh pelanggannya.

3.      Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.
Seorang wirausaha sejati sangat mengenal dirinya, dan ia menyadari bahwa dirinya bukanlah dewa. Ia sangat sadar akan kelebihan dan potensi, dan juga terkait hal-hal yang kurang dikuasainya. Oleh karena itu, mereka selalu siap untuk berbagi pikiran dan wawasan, serta mengisi kekosongan-kekosongan dalam usahanya.
Sebagai contoh, beberapa orang mahasiswa yang membuka bisnis cuci motor, sangat sadar akan keterbatasannya dengan cairan kimia sabun. Oleh karena itu, mereka ikhlas bekerja sama dengan mahasiswa kimia/farmasi untuk menghasilkan formula sabun yang tidak panas ditangan, wangi dan tahan lama bersihnya. Satu hal adalah bahwa, mereka tidak pernah takut tersaingi. Sebaliknya, mereka sangat sadar bahwa sinergitas akan menghasilkan jauh lebih banyak dari yang dapat dibayangkan. Sinergi bukanlah satu ditambah satu sama dengan dua, namun satu ditambah satu bisa menjadi tiga, tujuh atau bahkan sebelas.

4.      Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal.
Begitu seseorang berkecimpung dalam dunia wirausaha, maka seyogianya ia harus siap berenang dalam kreativitas. Hal ini sangat bisa dimaklumi,mengingat beberapa peluang bisnis, terutama yang pintu (entrance) untuk memulainya tidak sulit untuk dibuka (tidak butuh keterampilan khusus, tidak butuh modal besar dll), akan sangat mudah dipenuhi oleh para pemula (start-up). Sehingga yang tadinya bisnis baru tersebut berada di lautan biru (blue ocean) dalam waktu singkat ia harus berdarah-darah di lautan mera (red ocean) karena ratusan pesaingnya saling berebutan kue. Lalu bagaimana caranya bertahan dalam lautan darah seperti itu? Satu hal, yaitu konsistensi untuk selalu berkreativitas.
Perusahaan waralaba ayam KFC, adalah contoh yang bisnis yang memiliki konsistensi untuk selalu berkreativitas. Hampir setiap bulan mereka selalu mengeluarkan paket-paket baru, seperti paket hemat plus CD musik, burger dengan harga terjangkau, paket ulang tahun, paket porsi anak-anak plus mainan anak (biasanya tokoh film kartun tertentu), interior ruangan yang selalu update dan dilengkapi taman bermain mini dll. Belum ditambah jika memasuki bulan ramadhan, maka KFC dengan kreativitasnya yang tinggi, akan meluncurkan paket sahur, paket berbuka, paket berdua dll. Dengan itu semua, daya tahan sebuah bisnis terhadap persaingan menjadi semakin kuat. Ia tidak akan mudah runtuh terhadap serbuan kompetitor yang semakin dasyat.

5.      Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Mata seorang wirausaha, adalah seperti mata elang. Mereka selalu awas terhadap peluang-peluang baru. Mereka –dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa- mampu membaca trend jaman. Salah satu contoh kepekaan ini adalah apa yang dilakukan oleh Trans Corp dengan Proyek Trans Studionya. Mereka melihat kesempatan yang besar pada bisnis hiburan di Bandung Ibukota Jawa Barat. Jumlah penduduk yang berjumlah kurang lebih 40 juta ditambah penghuni Jabodetabek yang sekitar 20 juta, menjadi alasan yang sangat kuat untuk mendirikan kawasan terpadu yang sarat hiburan kelas dunia untuk keluarga. Inilah mata elang wirausaha. Mereka mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk menangkapnya.

6.      Rasa urgenitas yang tinggi.
Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau mati”. Apa artinya? Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena kompetitor begitu banyak dan pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita lihat trend pasar telepon selular. Inovasi yang terjadi disini dapat dikatakan hampir terjadi setiap hari. Jika kita membaca surat kabar, maka sangat mudah ditemukan iklan yang mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah telepon selular. Inilah bentuk dari urgenitas yang sangat tinggi. Para pelaku alat telekomunikasi canggih tersebut sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat berarti ancaman kebangkurtan (ditinggalkan pelanggannya).

7.      Perseverance.
Mereka menjaga dan memelihara idenya untuk kemudian diwujudkan. Beberapa orang hanya berhenti pada level menemukan ide baru. Namun, para wirausahawan sejati, mereka memelihara, mengembangkan dan berusaha mewujudkan ide tersebut. Nurfitira Khoirunnisa adalah contoh yang baik untuk menjelaskan karakter ini. Ia memiliki ide untuk membuat penghapus elektrik gara-gara badannya yang kurang tinggi, sehingga tidak dapat menjangkau seluruh bagian papan tulis di sekolahnya. Berkaca dari situasi itu, ia dan rekannya kemudian berusaha menciptakan penghapus elektrik. Inilah contoh preserverasi, yaitu usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan mewujudkannya.

8.      Resilience (ketahanan).
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya. Tidak ada satupun usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan. Namun, daya tahan ini akan mengembalikan kita kembali ke posisi semula. Sudah terlalu banyak para pelaku usaha mental dan jatuh diterjang angin. Namun tidak terlalu banyak yang kemudian dapat kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah terjerembab oleh kerasnya kehidupan.

9.      Optimi.
Optimis, secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivita ke aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri. Mungkin para pembaca mengenal sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama. Ia adalah contoh seorang wirausaha yang sangat optimis dan yakin dengan kapabilitas yang dimilikinya. Saat ini, berbagai institusi, dan perusahaan besar di Indonesia sudah menggunakan jasanya. Optimisnya antara lain dibuktikan dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya. Ia mengirimkan 500 eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi foto-foto hasil karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal pasti ada satu dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian terbukti, dan akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan jasanya.

10.  Rasa humor tentang diri sendiri.
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri. Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang optimal. Sebaliknya sikap ini mendorong kita untuk selalu melihat hal-hal belum maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa humor terhadap diri sendiri, juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk selalu mencari sisi-sisi yang belum tereksplorasi.

Hampir senada dengan penjelasan dimuka, Rita dan Ian menjelaskan tentang Pola pikir wirausaha (Entrepreneurial Mindset) sebagai berikut:
a.       Mereka, secara bersemangat, selalu mencari peluang-peluang baru.
b.      Mengeksplor berbagai kesempatan dengan pendekatan/disiplin yang tidak biasa
c.       Mereka secara efektif hanya mengeksplor peluang terbaik dan menjauhi berlelah-lelah dengan mengejar setiap kesempatan
d.      Mereka fokus pada eksekusi, terutama eksekusi yang adaptif.
e.       Mereka menyatukan energi setiap orang dalam domain mereka


Teori kecerdasan finansial

kecerdasan Finansial adalah kecerdasan untuk mengelola sumber daya potensial menjadi kekayaan nyata, kemudian mengolah kekayaan menjadi kekayaan yang lebih banyak lagi.

      Seorang pengusaha sejati, pasti akan memanfaatkan semua sumber daya yang mungkin dan menggunakan olah pikirnya untuk mengolah dan memberdayakannya secara cerdas. Maksudnya adalah apabila kekayaan atau aset, jika dikelola dengan benar akan memberikan hasil atau income yang memuaskan. Aset-aset tertentu seperti saham dalam pasar saham akan memberikan hasil secara otomatis, tanpa pemiliknya perlu bekerja secara fisik.
        Kecerdasan Finansial adalah kemampuan untuk mengenali,menciptakan dan mempraktekan system/cara untuk mengakumulasi asset.intisarinya sebagai berikut:

1.        Memilah tujuan produktif dan konsumtif.
2.        Membedakan asset dengan liabilitas.
3.        Memahami aliran Uang.
4.        Memiliki dayan ungkit.
5.        Biarkan uang bekerja.
6.        Ciptakan asset yang tidak bisa dicuri orang.
7.        Pahami tanda-tanda makro perekonomian.


kreatif dan inovatif 

Kraetif dan Inovatif adalah karakteristik personal yang harus terpatri kuat dalam diri seorang wirausaha sejati. Bisnis yang tidak dilandasi dengan upaya kreatif dan inovatif dari sang wirausaha biasanya tidak dapat berkembang abadi.untuk mencari terobosan terbaru di lingkungan bisnis yang dinamis agar lebih menuntut wirausaha.
                Kreatifitas dan Inovasi merupakan dua hal yang berbeda tetapi saling membutuhkan satu sama lain. Karena sebuah Kreatifitas tidak akan ada gunanya manakala tidak ada Inovasi yang berhasil mewujudkan. Inovasi dan Kreatifitas memiliki dominan yang sama, yaitu sama-sama baru, akan tetapi memiliki batasan yang tegas. Kreatifitas merupakan langkah pertama menuju Inovasi. Kreatifitas berkaitan dengan produksi kebaruan dan ide yang bermanfaat dan implementasinya.
            Inovasi adalah Proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam situasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda bagi kebanyakan orang karena sifatnya relative, Maksudnya adalah apa yang dianggap baru merupakan lama bagi orang lain dalam konteks lain. Inovasi merupakan memikirkan dan melakukan sesuatu yang baru untuk menambahkan nilai-nilai manfaat dari suatu barang atau produk.
            Pengertian Kreativitas dan Inovasi menurut Zimmber dkk(2009), Kreatvitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang-orang.
            Pengertian Kreatifitas dan Inovasi menurut Ted Levitt, Kreatif adalah sifat yang selalu mencari hal-hal yang baru. Sedangkan Inovatif adalah sifat yang selalu menerapkap solusi kreatif. Kreatif tapi tidak inovatif karena ide hanyalah sebatas pemikiran tanpa ada realisasi.

Cara mengukur potensi kreatif

Pengukuran-pengukuran kreativitas dapat dibedakan atas pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mengukurnya. Ada lima pendekatan yang lazim digunakan untuk mengukur kreativitas, yaitu: 1) analisis obyektif terhadap perilaku kreatif, 2) pertimbangan subyektif, 3) inventori kepribadian, 4) inventori biografis, dan 5) tes kreativitas.

1)      Analisis Obyektif
            Pendekatan obyektif dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu produk berupa benda atau karya-karya kreatif lain yang dapat diobservasi wujud fisiknya. Metode ini tidak cukup memadai untuk digunakan sebagai metode yang obyektif untuk mengukur kreativitas (Amabile dalam Dedi Supriadi, 1994: 24), karena sangat sulit mendeskripsikan kualitas produk-produk yang beragam secara matematis, untuk menilai kualitas instrinsiknya.  Kelebihan metode ini adalah secara langsung menilai kreativitas yang melekat pada obyeknya, yaitu karya kreatif. Kelemahan metode ini yaitu hanya dapat digunakan terbatyas pada produk-produk yang dapat diukur kualitas instrinsiknya secara statistik, dan tidak mudah melukiskan kriteria suatu produk berdasarkan rincian yang benar-benar bebas dari subyektivitas.

2)      Pertimbangan Subyektif
            Pendekatan ini dalam melakukan pengukurannya diarahkan kepada orang atau produk kreatif. Cara pengukurannya menggunakan pertimbangan-pertimbangan peneliti, seperti yang dikemukakan Francis Galton, Castle, Cox, MacKinnon (Dedi Supriadi, 1994: 25). Prosedur pengukurannya ada yang menggunakan catatan sejarah, biografi, antologi atau cara meminta pertimbangan sekelompok pakar.  Dasar epistemologis dari pendekatan ini, yaitu bahwa obyektivitas sesungguhnya adalah intersubyektivitas; artinya meskipun prosedurnya subyektif hasilnya menggambarkan obyektivitas, karena sesungguhnya subyektivitas adalah dasar dari obyektivitas.  Prosedur lain yang digunakan dalam pendekatan pertimbangan subyektif yaitu dengan menggunakan kesepakatan umum, hal tersebut apabila jumlah subyeknya terbatas. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang praktis penggunaannya, dan dapat diterapkan pada berbagai bidang kegiatan kreatif, juga dapat menjaring orang-orang, produk-produk yang sesuai dengan kriteria kreativitas yang ditentukan oleh pengukur, dan sesuai dengan prinsip-prinsip pada akhirnya kreativitas sesuatu atau seseorang ditentukan oleh apresiasi pengamat yang ahli. Adapun kelemahannya yaitu setiap penimbang mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap yang disebut kreatif, dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

3)      Inventori Kepribadian
            Pendekatan inventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui kecenderungankecenderungan kepribadian kreatif seseorang atau korelat-korelat kepribadian yang berhubungan dengan kreativitas. Kepribadian kreatif meliputi sikap, motivasi, minat, gaya berpikir, dan kebiasaan-kebiasaan dalam berperilaku. Alat ukurnya: Skala sikap kreatif (Munandar, 1997), Skala kepribadian kreatif (Dedi Supriadi, 1985), How do you thing ? (Davis & Subkoviak, 1975), Group inventory for finding creative talent (Rimm, 1976), Kathena-Torrance creative perception inventory (Torrance Kathena, 1976), creative personality scale (Gough, 1979), creative assessment packet (Williams, 1980), Scales for rating the behavioral characteristics of superior students (Renzulli, 1976), creative motivation inventory (Torrance, 1963), Imagination inventory (Barber & Wilson, 1971), Creative Attitude survey (Schaefer, 1971). Alat-aalat ukur ini dapat mengidentifikasi perbedaan-perbedaan karakteristik orang-orang yang kreativitasnya tinggi dan orang-orang yang kreativitasnya rendah. Item-itemnya biasanya menggunakan forced choice (ya, tidak) atau skala likert (Sangat setuju, Setuju, rangurangu, dan Tidak setuju).

4)      Inventori Biografis
            Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan berbagai aspek kehidupan orang-orang kreatif, meliputi identitas pribadinya, lingkungannya, serta pengalamanpengalaman kehidupannya.  

5)      Tes Kreativitas
Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif. Hasil tesnya dikonversikan ke dalam skala tertentu sehingga menghasilkan CQ (creative quotient) yang analog dengan IQ (intellegence quotient) untuk inteligensi.  Terdapat beberapa tes kreativitas, yaitu: alternate uses, test of divergent thinking, creativity test for children (Guilford, 1978), Torrance test of creative thinking (Torrance, 1974) , creativity assessment packet (Williams, 1980), tes kreativitas verbal (Munandar, 1977). Bentuk soal tes ini umumnya berupa gambar dan verbal.  Perbedaan tes inteligensi dengan tes creativitas, yaitu pada kriteria jawaban. Tes inteligensi menguji kemampuan berpikir memusat (konvergen), karena itu ada jawaban benar dan salah, sedangkan tes creativitas menguji berpikir menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban benar atau salah.


Cara meningkatkan kreativitas

Menurut kelompok kami, cara meningkatkan kreativitas itu bisa digali dari beberapa aspek, antara lain ;

       1. Produk lain sebagai pembanding, maksudnya kita menganalisa produk-produk yang tujuan dan manfaatnya sama, tetapi teknologi yang digunakan berbeda, dari situ kita mendapatkan bebrapa gambaran teknologi-teknologi yang berbeda untuk dikolaborasikan sehingga menghasilkan produk baru dengan kreativitas pengayaan teknologi dalam suatu produk tanpa menghilangkan fungsi dasarnya, untuk lebih jelasnya kita ambil contoh sederhana, misalkan telepon genggam, fungsi dasarnya adalah untuk sms dan telpon, dengan pengayaan teknologi sekarang telepon genggam bisa digunakan sebagai media player, media penyimpanan, dan media berita (radio dan televisi).

2. Sejarah Produk, maksudnya kita menganalisa sejarah perkembangan suatu produk, sehingga kita bisa menemukan kekurangan produk tersebut dan itu akan menjadi ide kretif kita untuk pengembangan lebih lanjut. misalkan kita ambil sepeda motor, dari awalnya dulu sepeda ontel, dengan pengguna capek mengayuh, ditemukan sepeda motor agar pengguna lebih nyaman, dari sejarah itu kita bisa menciptakan sebuah ide, misalkan sepeda terbang, ide tersebut sudah merupakan kreativitas baru.

3. Motivasi diciptakan Produk, dengan motivasi yang jelas akan memudahkan kita menemukan ide kreatif untuk menciptakan atau memodifikasi sebuah produk yang bertujuan untuk memenuhi tujuan atau motif yang ada dibayangan kita. misalkan motif kita yaitu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem informasi pada sekolah tertentu, dari motif tersebut kita akan fokus untuk menggali ide teknologi apa yang tepat untuk meningkatkan sistem informasi pada sekolah tersebut.



Daftar Pustaka

Ais zakiyudin,.2012. Pengertian kreatif dan inovatif.[online]Dari:

Hery Wibowo,.2011.Pola Pikir Wirausaha.[online]Dari: <http://kesos.unpad.ac.id/?p=700> [Di akses 4 februari 2013]

Darwono.2010.Kecerdasan Finansial:Pilihan cerdas orang cerdas.[online]Dari : <http://theholisticleadership.blogspot.com/2010/11/kecerdasan-finansial.html>[Di akses 4 februari 2013].

Mardhia,murein miksa.2011.Perubahan Mindset.[online] Dari : <http://www.entrepreneurmuda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=169:berpikir-perubahan&catid=61:change-thingking&Itemid=88>[Di akses 4 februari 2013].  

Rosyid, Muh,.2008. Latar Belakang/Pentingnya Perubahan Pola Pikir.[online]Dari:
< http://mick182.blogspot.com/2008/05/latar-belakangpentingnya-perubahan-pola.html>[Di akses 5 februari 2013]

0 komentar:

Posting Komentar