Sikap Berorientasi pada Tindakan dan Resiko


Karakter yang berorientasi pada Tindakan

·         Pikirannya lebih berorientasi pada tindakan (action) atau berani bertindak daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir pikir atau berwacana.
·         berpikir dengan cepat dan bertidak terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Karakter ini terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap keadaan, seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.

Sikap dan Tindakan bagi Pribadi yang Berorientasi pada Tindakan

        Berorientasi pada tindakan adalah melakukan suatu tindakan yang dilandasi dengan akal pikiran yang sehat berdasarkan pada keadaan yang sedang terjadi saat ini. Dalam melakukan tindakan ini, dibutuhkan keberanian dari diri orang itu sendiri dan tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuannya. Tujuan disini adalah untuk mendapatkan reaksi dari orang yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan dari tindakan tersebut diperlukan beberapa kebiasaan yang harus dilakukan yaitu :

· Proaktif
Yang dimaksud proaktif disini adalah mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu tanpa melakukan apa-apa atau hanya berwacana saja. Mengambil tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki muncul merupakan keputusan yang tepat karena hal ini akan melatih orang memecahkan masalah secara cepat dengan tidak terbelenggu pada pemikiran yang terlalu berlebihan.

· Bermula dari ujung pemikiran
Maksudnya adalah ketika melakukan tindakan, landasi dengan tujuan namun tujuan disini yaitu tujuan yang benar-benar ingin dicapai. Tujuan yang benar dari penjelasan diatas adalah misi pribadi dari seseorang yang menggambarkan tujuan dan citra dirinya. Misi pribadi dapat ditemukan melalui serangkaian tindakan atau kejadian-kejadian pahit sehingga membentuk kebajikan dan filosofi hidup.

· Dahulukan hal yang utama
Ada sebuah ungkapan yang berbunyi “Manusia yang gagal adalah manusia yang tidak bisa membedakan mana pekerjaan prioritas dan bukan”, dari ungkapan tersebut dapat diartikan bahwa setiap orang haruslah bisa mengedepankan sebuah prioritas ketika melakukan sebuah tindakan dalam menghadapi masalah.

· Berpikir menang-menang
Melakukan sebuah tindakan sebenarnya adalah berupaya untuk memenangkan sesuatu yang sedang dihadapi saat ini.

· Memahami untuk dipahami
Seseorang yang akan melakukan sebuah tindakan haruslah mempunyai sifat terbuka dalam mendengarkan, berargumentasi, ataupun melawan atas apa yang di dengar dari pihak lain. Kebiasaan ini adalah sebuah usaha untuk menempatkan seseorang pada posisi orang lain.

· Sinergi
Kebiasaan ini membutuhkan seorang rekan yang mau bekerjasama dengan kita sekaligus bergantung pada komunikasi antara kedua belah pihak sehingga mampu mencapai pada tindakan yang kita kehendaki.

 Apa itu Resiko

·         A. Abas Salim
”Resiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss)”

·         Herman Darmawi
”Resiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang diharapkan”.

·         Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S.
”Suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjad”

·         Sri Redjeki Hartono
”Resiko adalah suatu ketidakpastian di masa yang akan datang tentang kerugian”

·         Kamus Besar Bahasa Indonesia
"Resiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan"

·         Isto
“Resiko adalah bahaya yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang”


  
Dari segi propektif bisnis, resiko dapat di bagi menjadi dua jenis resiko, yakni :
-          risiko murni
·          risiko spekulatif

Risiko Murni atau pure risk berarti ada ketidak pastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan.
Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi tidak menimbulkan kerugian akan tetapi juga tidak memberikan keuntungan

Contoh risiko murni adalah : kapal dan muatannya mungkin akan tenggelam, terjadi kebakaran, bencana alam atau banjir. Jadi risiko yang terjadinya tidak kita inginkan atau tidak kita sengaja.

Risiko Spekulatif atau speculative risk adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian finansial atau peluang memperoleh keuntungan. Perbedaan risiko murni dan risiko spekutatif adalah dalam risiko murni, kerugian terjadi atau tidak terjadi sama sekali. Sedangkan dalam risiko spekulatif, kemungkinan terjadi kerugian atau keuntungan,

Contoh dari risiko spekulatif adalah : misalnya melakukan investasi saham di bursa efek atau membeli undian, Contoh lain : kita menggunakan modal untuk membuka usaha rumah makan, atau digunakan untuk investasi membangun pembangkit baru. Dalam membuka usaha baru ini pasti akan ada kemungkinan risiko rugi, tapi juga ada peluang untuk memperoleh keuntungan.

Bagaimana mengidentifikasi resiko potensial?

TEHNIK IDENTIFIKASI RISIKO :
Ø  Analisis Sekuen Risiko
Ø  Identifikasi Sumber-Sumber Risiko
Ø  Melihat Laporan Keuangan
Ø  Analisis Flow Chart Kegiatan Dan Operasi Perusahaan
Ø  Analisis Kontrak
Ø  Catatan Statistik Kerugian Perusahaan
Ø  Survey/Wawancara Terhadap Manajer Perusahaan

         Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai kemudian munculnya kerugian karena risiko tersebut. Contoh, ada sumber risiko yaitu api. Api bisa menyebabkan kebakaran. Kemudian ada faktor risiko yang menjadi katalis, yaitu mempercepat/memperbesar kemungkinan munculnya kejadian yg tidak diinginkan. Misal. Minyak tanah ditaruh dekat kompor. Situasi tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran maka gedung yang ditempati kompor akan terbakar. Dengan kata lain, gedung tersebut menghadapi eksposur terhadap risiko kebakaran, kemudian terjadi peril (kejadian yg tidak diinginkan) yaitu kebakaran yang mengakibatkan kerugian.
           Melalui analisis sekuen tersebut, kita bisa melakukan pencegahan munculnya peril dengan fokus pada sekuen yang terjadi. Contoh, api mungkin tidak bisa dihilangkan, tapi kita bisa mengendalikan risiko dengan menjauhkan minyak tanah dari kompor, atau menggunakan kompor listrik, atau memasang tabung pemadam kebakaran, atau memasang alarm asap kebakaran.

IDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER RISIKO :

 LINGKUNGAN FISIK: bangunan yang dimakan usia sehingga menjadi rapuh, sungai yang bisa menyebabkan banjir, gempa bumi, badai, topan, vandalism (pengrusakan).

LINGKUNGAN SOSIAL: kerusuhan sosial, demonstrasi, konflik dengan masyarakat local, pemogokan pegawai, pencurian, perampokan.

LINGKUNGAN POLITIK: perubahan perundangan, perubahan peraturan, konflik antar Negara yang mendorong boikot produk perusahaan.

LINGKUNGAN LEGAL: gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku.

LINGKUNGAN OPERASIONAL: kecelakaan kerja, kerusakan mesin, kegagalan sistem computer, serangan virus terhadap computer.

LINGKUNGAN EKONOMI: kelesuan ekonomi (resesi), inflasi yang tidak terkendali.

KONSUMEN : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan kekecewaan dan tidak mau lagi membeli produk perusahaan, konsumen merasa dirugikan kemudian menuntut perusahaan.

SUPLIER : pasokan dari supplier tidak datang sesuai dengan yang diharapkan (terlambat atau spesifikasinya berbeda).

PESAING : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik, pesaing menurunkan harga yang bisa mengakibatkan persaingan harga yg menurunkan tingkat keuntungan perusahaan.

REGULATOR : perusahaan gagal mematuhi peraturan atau perundangan yang berlaku, perubahan perundangan yang berlaku yang mengakibatkan perusahaan merugi (misal upah minimum naik, aturan pesangon, dan lain-lain).

Teknik pendukung lain untuk mengidentifikasi risiko :

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN, Melihat rekening-rekening dalam laporan keuangan, Menganalisis risiko-risiko yang bisa muncul dari rekening-rekening tersebut, Misal, kas.

ANALISIS FLOW CHART OPERASI PERUSAHAAN, Metode ini berusaha melihat sumber-sumber risiko dari flow-chart kegiatan dan operasi perusahaan. Metode sangat sesuai untuk risiko tertentu, seperti risiko dari proses produksi. Proses produksi dimulai dari masuknya input tertentu, pengerjaan input tersebut, sampai menjadi output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan produksi tersebut, ada kemungkinan munculnya kejadian yang tidak diinginkan, misal kecelakaan kerja, kerusakaan mesin, dan sebagainya. Dengan mengamati rangkaian prosesnya, kita akan bisa melihat atau melokalisir terjadinya kejadian tersebut, kemudian bisa mengidentifikasi sumber risiko yang menyebabkan kejadian negatif tersebut.

Cara mengelola resiko?

Ada 4 tahap dalam siklus untuk mengelola resiko, yaitu :
a.       Assess 
 Manaksir atau memperkirakan
·         Melakukan identifikasi informasi kristis assets
·         Menemukan kemungkinan ancaman dari assets yang telah diidentifikasi
·         Mengidentifikasi kelemahan sistem yang dapat menjadi ancaman
·         Menghitung besar resiko tersebut
b.      Evaluate
Ada dua pendekatan dalam mengevaluasi suatu resiko, yaitu :
ü  Kuantitas
Pendekatan kuantitas ini lebih mudah ditampilkan dan dimengerti karena output-an dalam angka. Namun, untuk memperoleh angka tersebut dibutuhkan usaha yang cukup keras. Untuk menghitung dalam bentuk satuan uang dampak yang akan terjadi sangatlah sulit.
ü  Kualitas
Menggunakan metode score dan pengalaman dari para pekerja serta konsultan untuk memperoleh score tersebut.
c.       Manage
Setelah kita telah memberikan score pada setiap resiko yang terjadi maka tahap selanjutnya adalah mengurutkan resiko tersebut dari resiko yang mempunyai score tertingi sampai terendah. Hal ini akan membantu kita untuk mengambil keputusan resiko mana yang harus pertama kali kita kelola.
Ada 4 cara untuk menghadapi suatu resiko :
·         Reject the Risk – cenderung mengabaikan tantangan untuk menghadapi resiko tersebut dengan harapan resiko tersebut akan hilang. Bertahan menggunakan pendekatan ini jarang sekali berhasil.
·         Accept the Risk – biasanya pendekatan ini digunakan jika cost yang dibutuhkan untuk melakukan pengontrolan untuk mengurangi resiko akan lebih besar dibandingkan jika resiko itu terjadi.
·         Transfer the Risk – salah satu pendekatan yang dapat dilakukan jika cost untuk melakukan pengontrolan untuk mengurangi resiko lebih besar bila dibandingkan dengan memindahkan resiko tersebut kepada pihak lain, seperti pihak asuransi
·         Mitigate the Risk – mengurangi resiko tersebut dengan management.
d.      Measure
Melakukan pengukuran dari aksi yang telah diambil pada tahap sebelumnya. Pengukuran ini harus dilakukan secara continue.





Daftar Pustaka

Firmansyah,Angga,.2012.modul 4 Berorientasi pada tindakan.[online]Dari :

Harahap,arif,.2011.ManajemenResiko.[online]Dari: <http://ariefharahap.blogspot.com/2011/11/manajemen-resiko.html>
[diakses 12Februari 2013 ]

Fahmi,.2009.Manajemen Resiko.[online] Dari :http://diarcoolz.blogspot.com/2009/10/resiko-risk-is-chance-of-loss.html [diakses 13 Februari 2013]

(Anonymous, 2011).Manajemen Resiko – Identifikasi Pengukuran Risiko.[Online] Dari:

Wahyu, Tri,. 2011. Sikap-sikap yang Berorientasi Pada Tindakan. [online]Dari:< http://www.entrepreneurmuda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=378:sikap-sikap-yang-berorientasi-pada-tindakan&catid=60:action-orientation&Itemid=89> [diakses 13 Februari 2013]

Topan,Mohamad.,2012 Pengertian Risiko Dalama Perpektif Bisnis.[online] Dari: http://toxecank.blogspot.com/2012/04/pengertian-resiko-dalam-presfektif.html [diakses 13 Februari 2013]

0 komentar:

Posting Komentar